PENGEMBANGAN STANDAR
KOMPETENSI MENERAPKAN BUDAYA HIDUP SEHAT MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS
KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
D I S M A N, S.Pd
Menerapkan budaya
hidup sehat merupakan salah satu standar kompetensi yang ada pada kelas IV
Sekolah Dasar mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Kurangnya
referensi tentang kesehatan dan kurangnya perhatian siswa terhadap kebersihan
lingkungan, maka dibutuhkan media pembelajaran tentang
budaya hidup sehat khususnya kebersihan lingkungan yang dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam memahami konsep dan contoh tentang kebersihan lingkungan.
Berdasarkan
pengamatan siswa kelas IV sangatsenangdenganpembelajaran yang berhubungan
dengan komputer, oleh karena itu peneliti mengembangkan standar kompetensi
menerapkan budaya hidup sehat melalui multimedia interaktif berbasis komputer
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Tujuannya yaitu untuk mengembangkan standar kompetensimenerapkan budaya hidup
sehat melalui multimedia interaktif berbasis komputer untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar yang diharapkan dapat membantu dalam memahami konsep dan contoh. Penelitian ini mengacu metode penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall (1983:775). Dari sepuluh
langkah yang dikemukakan oleh Borg & Gall, penelitian dan pengembangan ini
hanya menggunakan 7 langkah saja dimana disesuaikan dengan kebutuhan penelitian
dan pengembangan.
Adapun 7 langkah adalah sebagai berikut:
1) riset dan pengumpulan informasi,
2) pengembangan rancangan produk,
3) evaluasi para ahli,
4) uji coba kelompok kecil,
5) revisi uji coba kelompok kecil,
6) uji coba kelompok besar,
7) revisi hasil uji coba lapangan
kelompok besar.
Kata kunci: Pengembangan, Menerapkan
Budaya Hidup Sehat, Mutimedia
Interaktif, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Menerapkan
budaya hidup sehat merupakan salah satu standar kompetensi yang ada pada kelas
IV Sekolah Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Berdasarkan analisis kebutuhan di tiga sekolah dasar
yaitu di SDN 22 Sungai Serik, SDN 03 Ps Sebelah Silaut dan SDN 23 UPT Sindang,
referensi yang digunakan sangat kurang khususnya tentang kesehatan dan hanya menggunakan buku paket 1996-1997 dan LKS
Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan.
Dari hasil penelitian
melalui pengisian angket yang dilakukan peneliti di tiga Sekolah Dasar terhadap 90 siswa kelas IV dengan perwakilan 30 siswa
masing-masing sekolah, diperoleh data bahwa:
1)
90 siswa memperoleh materi menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekolah, mengenal berbagai upaya dalam
menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan lingkungan terhadap sumber
penularan penyakit seperti nyamuk dan unggas secara teori,
2) 90 siswa menggunakan buku sebagai media penyampaian bahan ajar,
3) 90 siswa menyatakan memiliki komputer
disekolahnya,
4) 90 siswa menyatakan boleh
menggunakan komputer saat pembelajaran, 5) 90 siswa menyatakan boleh
menggunakan komputer untuk kegiatan pembelajaran selain TIK,
6) 90 siswa menyatakan bisa
mengoperasikan komputer dan
7) 90 siswa senang
menggunakan media komputer untuk pembelajaran.
Kurangnya perhatian siswa tentang
kebersihan lingkungan terlihat saat siswa membuang sampah sembarangan di
halaman sekolah padahal di tempat tersebut terdapat banyak slogan-slogan
tentang kebersihan dan di laci-laci bangku terdapat sampah kertas dan bungkus
jajan.
Kurangnya
referensi tentang kesehatan dan kurangnya perhatian siswa tentang kebersihan
lingkungan maka dibutuhkan media pembelajaran tentang budaya hidup sehat
khususnya kebersihan lingkungan yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam
memahami konsep dan contoh tentang kebersihan lingkungan.
Budaya hidup sehat merupakan standar kompetensi yang terdapat di kelas IV khususnya tentang kebersihan lingkungan mata
pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Berdasarkan hasil
pengamatan terlihat siswa kelas IV sangat senang dengan pembelajaran yang
berhubungan dengan komputer, oleh karena itu peneliti mengembangkan standar
kompetensi menerapkan budaya hidup sehat melalui multimedia interaktif berbasis
komputer untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar yang diharapkan dapat membantu
siswa dalam memahami konsep dan contoh.
Multimedia Interaktif
Multi artinya
banyak dan media adalah sarana, alat atau perantara dalam hal ini bahasa, baik
bahasa lisan, tulisan, gambar, suara/bunyi maupun gerak yang digunakan dalam
proses penyampaian pesan (www.ap304.wordpress.com).
Pengertian lain menyebutkan interaktif bersifat saling melakukan aksi,
antar-hubungan, saling aktif (www.artikata.com).
Multimedia interaktif merupakan multimedia yang bisa secara bebas digunakan
oleh pemakai, dalam hal ini pemakai lebih leluasa dalam mengoperasikan program
terebut.
Hal ini sesuai dengan
pendapat yang diungkapkan Wijaya (2010) “bila pengguna mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol
multimedia tersebut, maka hal ini disebut multimedia interaktif”. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran
memiliki kelebihan yaitu lebih interaktif, menarik dan pengguna juga bebas
menggoprasikannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Munadi (2010:152)
”kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran adalah interaktif,
memberikan iklim afeksi secara individual, meningkatkan motivasi belajar,
memberikan umpan balik, kontrol pemanfaatannya berada pada penggunanya”.
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia interaktif merupakan media yang memiliki seluruh komponen
media yang menjadi satu kesatuan dan pengguna mempunyai kendali dalam
menjalankan program tersebut.
Media Pembelajaran
Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang
fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa (Miarso, 1984:48). Sesuatu yang dapat
dikatakan sebagai media pendidikan atau pembelajaran apabila mereka (media
tersebut) digunakan untuk menyalurkan atau menyampaikan pesan dengan
tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran (Dwiyogo, 2008:1). Menurut Sukayati
(2003:1) mengartikan “media pembelajaran sebagai semua bendayang menjadi
perantara dalam terjadinya pembelajaran.”
Dari definisi-definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran untuk
menyampaikan informasi yang membantu siswa dalam kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
Penelitian dan Pengembangan
Sukmadinata
(2005:165) menyebutkan penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D) adalah “sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup
ampuh untuk memperbaiki praktik.”Penelitian dan pengembangan merupakan suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembnagkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan
menurut Setyosari dan Widijoto (2007:38) “dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran, penelitian dan pengembangan memfokuskan kajiannya pada bidang
desain atau rancangan, apakah itu berupa model desain dan desain bahan ajar,
produk misalnya media, dan juga proses”. Menurut Winarno (2007:2)
menyatakan bahwa “penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah tertentu, yang dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah penelitian secara ilmiah”.
Dari
penjelasan
di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses
yang dilakukan untuk membuat produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah
ada.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Abdullah
(1994:3) memberi makna
dari pendidikan jasmani adalah “suatu proses pendidikan seseorang sebagai
perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh
peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan
pembentukan watak.” Pendidikan
jasmani merupakan usaha untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ke
arah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani (Tamat, 2008:15).
BSNP (2006:702) menyatakan bahwa: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan,
bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan social,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang dirancang cara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan merupakan bagian penting dari proses pendidikan yang merupakan
aktivitas psikomotorik yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani melalui keterampilan gerak (psikomotor) yang didukung oleh pengetahuan
(kognitif) yang mengembangkan sikap (afektif) dalam mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Menerapkan Budaya Hidup Sehat
Budaya
hidup sehat merupakan sebuah
konsep kehidupan yang mengedepankan upaya-upaya dan kegiatan-kegiatan hidup
yang sehat (www.anneahira.com). Menerapkan budaya hidup
sehat merupkan salah satu standar kompetensi ruang lingkup kesehatan mata
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan kelas IV Sekolah Dasar
(SD) yang didalamnya terdapat 4 kompetensi dasar yaitu menjaga kebersihan
lingkungan rumah dan sekolah, membiasakan membuang sampah pada tempatnya,
mengenal berbagai upaya dalam menjaga kebersihan lingkungan, dan menjaga
kebersihan lingkungan terhadap sumber penularan penyakit seperti nyamuk dan
unggas.
Kompetensi dasar pertama yaitu menjaga kebersihan lingkungan
rumah dan sekolah membahas tentang pengertian lingkungan, sarana dan
prasarana lingkungan, peralatan kebersihan lingkungan, kebersihan lingkungan
rumah dan sekolah.
Lingkungan adalah alam sekitar
manusia yang memungkinkan terjadinya kehidupan, baik berupa fisik, biologi
maupun sosial (Subiyantoro, dkk, 1992:46). Menurut Kamus Indonesia, kebersihan berasal dari kata “bersih” yang
artinya bening tidak keruh, bebas dari kotoran, tidak
tercemar (terkena kotoran), tidak
tercampur dengan benda atau sesuatu yang
lain, tidak ternoda. Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik dan atau keadaan
bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau (www.wikipedia.com).
Menurut Subiyantoro, dkk (1992:52) menjelaskan sarana-sarana
kebersihan terdiri dari 5 macam yaitu persediaan
air bersih, kamar
mandi, tempat cuci tangan dan kaki,
kakus, peturasan
(tempat buang air kecil), tempat
sampah. Menurut Cahaya (2007:124)
“alat-alat kebersihan yang biasa dipakai untuk membersihkan sampah antara lain:
sapu lidi, pengki dan pengkait sampah.” Menurut Wikipedia “alat-alat kebersihan
yang biasa dipakai untuk membersihkan lingkungan rumah dan sekolah antara lain:
sapu, pengki, penghisap debu, dan tempat sampah. Membersihkan
lingkungan rumah dapat dilakukan dengan cara
(Cahaya, 2007:127):
(1) Melap
jendela dan perabot rumah tangga,
(2) Menyapu lantai dan halaman setiap hari, (3) Mengepel lantai, (4)Mencuci peralatan masak
dan peralatan makan, (5) Membersihkan
jamban dan menguras kamar mandi serta tempat-tempat genangan air, (6) Membuang sampah pada
tempat sampah (pisahkan dahulu sampah organik dan nonorganik), (7) Melakukan pengasapan
(fogging) bila dianggap perlu.
Membersihkan
lingkungan sekolah meliputi menyapu
taman sekolah, menyapu
dan mengepel kelas, membersihkan
laci-laci bangku, membuang
sampah pada tempatnya, membersihkan
kamar kecil dan tempat cuci tangan,
mengubur barang bekas, melakukan pengasapan (Cahaya, 2007:127). Manfaat menjaga kebersihan lingkungan sekolah meliputi lingkungan
sekolah akan menjadi bersih, indah dan nyaman, kebiasaan baik untuk selalu menjaga
kebersihan dapat menjadi kebiasaan yang selalu dilakukan di mana saja berada, siswa akan belajar
dengan giat bila keadaan lingkungan sekolah bersih, aman dan nyaman, siswa akan terhindar
dari penularan penyakit yang dapat terjadi di lingkungan sekolah.
Kompetensi dasar kedua yaitu membiasakan membuang sampah pada tempatnya membahas tentangpengertian
sampah, jenis-jenis sampah, bahaya sampah, tata cara pemusnahan sampah, dan
pengaturan pembuangan sampah.
Menurut
Ichsan dan Muchsin (1979:43) menjelaskan bahwa pengertian sampah adalah “segala
zat padat atau semi padat yang tak berguna lagi atau terbuang, baik yang dapat
membusuk ataupun yang tidak dapat membusuk.” Sampah adalah semua material yang
dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan
pertanian (www.kesmas-unsoed.blogspot.com).
Soewedo (1983) menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal
dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan
yang biologis.
Menurut Wikipedia mnejelaskan bahwa jenis sampah dibedakan menjadi 4
kategori sebagai berikut:
(1) Berdasarkan
sifatnya meliputi sampah organik dan anorganik. (2) Berdasarkan bentuknya meliputi sampah padat, sampah cair dan sampah
gas. (3) Berdasarkan sumbernya meliputi sampah alam, sampah manusia, sampah
konsumsi, sampah nuklir, sampah pertambangan. (4) Berdasarkan karakteristiknya
meliputi garbage, ashes, street sweeping,
dead aniamal, household refuse, demolition wastes.
Membuang sampah sembarangan
membawa dampak buruk bagi kehidupan, adapun bahaya sampah (www.kaskus.com)
yaitu:
(1) Bahaya
membuang sampah di sungai adalah terjadinya banjir. (2) Sampah plastik butuh
waktu minimal 100-400 tahun untuk bisa terurai. (3) Sampah plastik yang dibakar menyebabkan
racun, karena mengandung zat berbahaya yang bahkan bisa menyebabkan kanker. (4) Sampah logam yang
dibuang ke sungai bisa meracuni sungai dan membunuh mahluk didalamnya. Air yang
ada kandungan logamnya juga sudah tidak sehat dan bisa menyebabkan kanker. (5) Sampah yang dibuang ke
sungai, sampah itu bermuara ke laut. Jika pembuangan terus menerus dan dalam
jumlah yang banyak, sampah-sampah akan membentuk daratan. Sampah yang dilaut
dan dimakan binatang karena dikira makanan dan keracunan akhirnya mati. (6) Bahaya sampah yang
dibuang ke darat secara besar-besaran dan menumpuk seperti gunung (Tragedi
Leuwi Gajah)
Pembuangan
sampah memerlukan pengaturan khusus secara sunggunh-sungguh. Oleh karena itu
sampah merupakan salah satu masalah pengotoran lingkungan yang berhubungan erat
dengan kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk pengaturan
pembuangan sampah kita harus perhatikan jenis/macam sampah, jumlah dan
keadaannya pada musim tertentu. Menurut
Ichsan dan Muchsin (1979:150) menjelaskan ada beberapa fase yang harus
diperhatikan dalam pengaturan pembuangan sampah yaitu “penyimpanan sampah
(penampungan) di rumah-rumah (Refuse
stroge), pengumpulan dan pengangkutan sampah (Refuse collection), dan pembuangan sampah (Refuse disposal).”
Menurut Ichsan dan Muchsin (1979:157-168) menjelaskan tata cara pemusnahan sampah sebagai berikut: (1) Composting
(sampah dibuat pupuk),
(2) Hog feeding, (3) Garbage
reduction (pengurangan sampah
jenis garbage), (4) Individual
incineration, (5) Sanitary land fill, (6) Incineration, (7) Grinding discharge to sewer, (8) Dumping, (9)
Recycling.
Kompetensi dasar ketiga yaitu mengenal berbagai upaya dalam
menjaga kebersihan lingkungan membahas tentang upaya menjaga kebersihan
lingkungan, cara mengatasi masalah sampah, dan faktor-faktor penyebab rendahnya
kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan.
Upaya menjaga kebersihan lingkungan yaitu dimulai
dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana
menjaga kebersihan lingkungan, selalu
melibatkan tokoh
masyarakat yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,
sertakan para pemuda untuk ikut aktif menjaga
kebersihan lingkungan, perbanyak
tempat sampah di sekitar lingkungan anda,
pekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan
memberi imbalan yang sesuai setiap bulannya,
sosialisakan kepada masyarakat untuk terbiasa memilah
sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non organic, pelajari teknologi
pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali untuk
pupuk, kreatif yaitu dengan membuat souvenir
atau kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah, atur jadwal untuk kegiatan kerja bakti
membersihkan lingkungan.
Cara mengatasi masalah sampah yaitu berpikir
kalau yang dibeli
akan menjadi sampah dan apa
yang kalian perbuat dengan sampah tersebut, sebaiknya sampah di
pisah menurut jenisnya masing-masing, sampah
alam bisa dijadikan pupuk, sampah
buatan (non organik) bisa didaur ulang juga bisa dijual, kurangi penggunaan
kantong plastik dan gunakan tas saat
berbelanja (www.kaskus.com).
Faktor-faktor penyebab rendahnya kepedulian siswa terhadap kebersihan
lingkungan antara lain:
(1) Faktor intern (diri sendiri) terdiri dari kurangnya kesadaran atau
kepedulian terhadap lingkungan, gengsi, malas, kurang mengerti tentang arti
kebersihan. (2) Faktor ekstern terdiri dari peralatan kebersihan kurang
memadai, tidak adanya sangsi (hukuman) yang tegas bagi siswa yang melanggar, tidak
adanya kebiasaan membersihkan lingkungan, adanya keterbatasan waktu.
Kompetensi dasar keempat yaitu menjaga kebersihan
lingkungan dari sumber penularan penyakit seperti nyamuk dan unggas membahas
tentang metode penularan penyakit, cara penularan penyakit, dan cara membasmi
tempat bersarangnya penyakit.
Nyamuk
termasuk dalam serangga yaitu
binatang yang termasuk golongan anthropoda yang hidup dimana-mana, di air, di
tanah dan lain-lain (Ichsan dan Muchsin, 1979:45).
Adapun jenis serangga lainnya seperti lalat, kecoa, kutu yang mampu menularkan
penyakit misalnya berbagai penyakit kulit (borok, kudis), berbagai penyakit
perut (cholera, diare disentri), dan penyakit malaria, demam berdarah dan kaki
gajah (Ichsan dan Muchsin, 1979:46). Sedangkan berbagai
jenis unggas seperti ayam, bebek, dan lain-lain yang juga mampu menularkan
berbagai penyakit seperti flu burung.
Oleh sebab itu kebersihan lingkungan rumah dan sekolah harus dijaga dengan baik
agar tidak ada sumber penularan penyakit yang dapat merugikan kita semua. Menurut Ichsan dan Muchsin (1979: 46-48) menjelaskan penularan penyakit
oleh serangga dilakukan melalui 2 cara yaitu:
(1) Penularan secara mekanis (2) Penularan secara biologis.
Menurut
Eni (2008) menjelaskan metode penularan penyakit yaitu dengan cara sebagai
berikut: (1) Kontak langsung, (2) Udara, (3) Makanan dan minuman, (4) Vektor (sarana perkembangan).
Cara membasmi tempat bersarangnya penyakit yaitu kuras
bak mandi dua kali seminggu, kubur
kaleng, ban, dan plastik bekas, bersihkan
genangan air tempat nyamuk bersarang,
lakukan pengasapan (fogging).
METODE
Penelitian ini mengacu
pada model penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall yang yeng telah
disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan pengembangan yaitu: (a) Penelitian dan
pengumpulan data awal di tiga sekolah yaitu SDN Percobaan 1 Malang, SDN Klojen
Malang, dan SDN Madyopuro 5 Malang melalui pengisian angket dan pengamatan. (b) Perencanaan (menyusun
rancangan produk yang akan dibuat
berisi tujuan pengembangan dan produk yang dikembangkan, selanjutnya rancangan produk dievaluasi
oleh
ahli media, ahli kesehatan dan ahli
pembelajaran). (c) Pengembangkan produk awal berupa multimedia
interaktif pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan “menerapkan budaya hidup
sehat” setelah dievaluasi
dan saran oleh ahli media,
ahli kesehatan dan ahli pembelajaran. (d) Persiapan uji coba lapangan awal (kelompok kecil) yang
dilakukan pada siswa kelas IV di SDN Percobaan 1 Malang, SDN Klojen Malang, dan
SDN Madyopuro 5 Malang dengan menggunakan 6 subyek masing-masing 2 perwakilan
tiap sekolah. (e) Revisi
terhadap produk pertama sesuai hasil uji coba
lapangan awal (kelompok kecil). (f) Uji coba lapangan (kelompok besar)
yang dilakukan pada siswa kelas IV di SDN Percobaan 1 Malang, SDN Klojen
Malang, dan SDN Madyopuro 5 Malang dengan menggunakan 45 subyek masing-masing
15 perwakilan tiap sekolah. (g) Revisi
terhadap produk berdasarkan hasil uji coba lapangan (kelompok besar) dan
evaluasi dan saran-saran para ahli, sehingga diperoleh produk akhir.
Subjek penelitian yang terlibat dalam
pengembangan ini adalah: (a) Subjek penelitian awal (analisis kebutuhan)
sebanyak 3 orang
guru pendidikan jasmani, olahraga kesehatan dan siswa kelas IV masing-masing sekolah
dasar,
(b) Subjek evaluasi terdiri dari 1 orang ahli pembelajaran pendidikan jasmani, 1
orang ahli media, dan 1 orang ahli kesehatan, (c) Subjek uji lapangan awal menggunakan
6 subyek masing-masing 2 perwakilan kelas
IV tiap sekolah, (d) Subjek uji lapangan menggunakan
45 subyek masing-masing 15 perwakilan kelas IV tiap sekolah. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
kualitatif dan deskriptif berupa
presentase.
HASIL
Pada hasil pengembangan data yang
diperoleh dari tiga guru pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan kelas IV di
masing-masing sekolah dengan memberikan angket dan pengamatan pada siswa kelas
IV masing-masing sekolah. Hasil dari pemberian angket tersebut
menyatakan bahwa ketiga
guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dan siswa kelas IV di masing-masing sekolah dasar membutuhkan media
pembelajaran melalui multimedia interaktif berbasis komputer dengan standar
kompetensi menerapkan budaya hidup sehat khususnya kebersihan lingkungan.
Hasil
evaluasi ahli media oleh bapak Henry
Praherdhiono, S.Si selaku Dosen jurusan Teknologi Pembelajaran Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang mengenai produk pengembangan standar kompetensi menerapkan budaya hidup
sehat melalui multimedia interaktif berbasis komputer untuk siswa kelas IV Sekolah
Dasar yaitu (a) Suara narator lebih diperbesar
dibanding backsound (musik), (b) Musik
pengiring lebih diperkecil volumenya,
(c) Suara pengisi suara lebih diperbesar, (d) musik pengiring lebih diperkecil.
Hasil
evaluasi ahli pembelajaran pendidikan
jasmani dan kesehatan oleh bapak Suwarto S.Pd selaku guru Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan mengenai produk pengembangan standar kompetensi menerapkan budaya hidup
sehat melalui multimedia interaktif berbasis komputer untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar yaitu setiap materi dilengkapi dengan
gambar-gambar pendukung materi.
Hasil
evaluasi ahli
kesehatan oleh ibu drg. Rara Warih Gayatri selaku dosen
jurusan Ilmu Keolahragaan fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
Tatok Sugiarto, S.Pd, M.Pd mengenai produk pengembangan standar kompetensi menerapkan budaya hidup
sehat melalui multimedia interaktif berbasis komputer untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar yaitu (a) Pada bahasan ruang
kelas ditambahkan pencahayaan tidak perlu terlalu terang atau silau dengan
ventilasi yang baik, (b) Slide
metode penularan penyakit diletakkan sebelum slide penularan penyakit karena nyamuk dan unggas, (d) Slide
yang terletak setelah metode penularan penyakit berubah mengikuti perubahan
letak slide.
Data hasil uji coba lapangan
awal (kelompok kecil) yang dilakukan terhadap 6 siswa diambil secara acak sebanyak 2 siswa kelas
IV di tiap sekolah, diperoleh hasil 92% dari efektivitas Multimedia
Interaktif Menerapkan Budaya Hidup Sehat. Berdasarkan kriteria yang ditentukan 92%
termasuk kategori baik sehingga produk dapat digunakan untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar. Data
hasil uji coba lapangan (kelompok besar) yang dilakukan terhadap 45 siswa diambil secara acak
sebanyak 15 siswa kelas IV di tiap sekolah, diperoleh hasil 94% dari efektivitas
Multimedia Interaktif Menerapkan Budaya Hidup Sehat. Berdasarkan kriteria yang
ditentukan 94% termasuk kategori baik sehingga produk dapat digunakan untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Data hasil uji coba
lapangan awal (kelompok kecil) yang dilakukan terhadap 6 siswa diambil secara acak sebanyak 2 siswa kelas
IV di tiap sekolah, diperoleh hasil bahwa siswa membutuhkan rata-rata
waktu selama 81 menit 3 detik untuk mempelajari dan memahami semua kompetensi
dasar dalam terdapat pada Multimedia Interaktif Menerapkan Budaya Hidup Sehat. Data hasil uji coba
lapangan (kelompok besar) yang dilakukan terhadap 45 siswa diambil secara acak sebanyak 15 siswa kelas
IV di tiap sekolah, diperoleh hasil bahwa siswa membutuhkan rata-rata
waktu selama 80 menit 8 detik untuk mempelajari semua kompetensi dasar dalam terdapat
pada Multimedia Interaktif Menerapkan Budaya Hidup Sehat.
Data hasil uji coba
lapangan awal (kelompok kecil) yang dilakukan terhadap 6 siswa diambil secara acak sebanyak 2 siswa kelas
IV di tiap sekolah, diperoleh hasil 100% dari daya tarik Multimedia
Interaktif Menerapkan Budaya Hidup Sehat. Berdasarkan kriteria yang ditentukan 100%
termasuk kategori baik sehingga produk dapat digunakan untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar. Data
hasil uji coba lapangan (kelompok besar) yang dilakukan terhadap 45 siswa diambil secara acak
sebanyak 15 siswa kelas IV di tiap sekolah, diperoleh hasil 100% dari daya
tarik Multimedia Interaktif Menerapkan Budaya Hidup Sehat. Berdasarkan kriteria
yang ditentukan 100% termasuk kategori baik sehingga produk dapat digunakan
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Produk pengembangan ini berupa standar
kompetensi menerapkan budaya hidup sehat melalui multimedia interaktif berbasis
komputer untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Produk ini
memiliki kelebihan yakni terdapat evaluasi pada
tiap kompetensi dasar dengan option A,B,C, dan D yang dapat dipilih salah satu
jawaban yang benar dengan cara klik pada salah satu option tersebut dan akan
muncul pernyataan salah jika jawaban salah dan pernyataan benar jika jawaban
benar, pengembangan standar
kompetensi menerapkan budaya hidup sehat melalui multimedia interaktif berbasis
komputer dapat digunakan guru sebagai media pembelajaran di sekolah, pengembangan standar
kompetensi menerapkan budaya hidup sehat melalui multimedia interaktif berbasis
komputer telah melalui evaluasi para ahli, sehingga banyak masukan untuk
perbaikan, standar
kompetensi menerapkan budaya hidup sehat melalui multimedia interaktif berbasis
komputer ini sangat
menarik karena disajikan dengan
gambar-gambar ilustrasi, dan paduan warna yang disukai oleh siswa sekolah dasar dan melalui multimedia
interaktif yang dikembangkan tidak hanya untuk kelas IV tetapi juga untuk semua
kelas I sampai kelas VI. Berdasarkan hasil
dari analisis data uji coba lapangan awal (kelompok kecil) dan uji coba lapangan
(kelompok besar) telah menunjukkan bahwa standar kompetensi menerapkan budaya
hidup sehat melalui multimedia interaktif berbasis komputer dapat digunakan dalam
proses pembelajaran.
Saran
Produk ini masih memerlukan evaluasi dan uji coba
pada subjek yang lebih luas. Masih perlunya
penelitian lebih lanjut mengenai manfaat
produk yang dikembangkan,
sebelum disebarluaskan sebaiknya produk ini disusun kembali
menjadi produk yang lebih baik.
DAFTAR RUJUKAN
______,
Definisi 'interaktif', (Online), (http://www.artikata.com/arti-330894-interaktif.php), diakses 10 Maret
2011.
______.
Menerapkan Pengertian Budaya Hidup Sehat
dalam Keluarga Kecil, (Online), (http://www.anneahira.com/pengertian-budaya-hidup-sehat.htm),
diakses 16 Maret 2011.
Abdullah, A. dan
Manadji, A.1994. Dasar-dasar Pendidikan
Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan dan
Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan.
Adi.
2009. Multimedia Sebagai Media
Pembelajaran Interaktif, (Online), (http://ginigitu.wordpress.com/2009/04/21/multimedia-sebagai-media-pembelajaran-interaktif/),
diakses 10 Maret 2011.
BNSP.
2006. Lampiran Standart Isi Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: BSNP.
Cahaya, Tim. 2007. Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk SD dan MI Kelas 4 (H. Hisar, Ed). Jakarta:
Piranti Darma Kalokatama.
Dwiyogo,
W.D. 2008. Media Pembelajaran Penjas
& Olahraga. Malang: Faklultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Malang.
Ichsan,
& Muchsin. 1982. Kesehatan
Lingkungan. Jakarta: PT. Rora Karya.
Munadi,
Yudhi. 2010. Media Pembelajaran.
Jakarta: Gaung Persada Press.
Pribadi,
& Katrin. 2004. Media Teknologi.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Sadiman,
Arif, Raharja, R, dan Haryono A, Rahardjito. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sakri,
Gandjar. 2009. Pengertian Multimedia,
(Online), (http://ap304.wordpress.com/2009/05/13/multimedia/), diakses 10 Maret
2011.
Sari,
Hervita. 2007. Definisi
Komunikasi Interaktif, (Online), (http://vitandut.wordpress.com/2007/10/01/definisi-komunikasi-interaktif/),
diakses 10 Maret 2011.
Subiyantoro,
& Saichudin. 1992. Pendidikan
Kesehatan Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyekoperasi dan Perawatan Fasilitas . Universitas
Negeri Malang.
Sukmadinata, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja
Rosdakarya.
Susilana, &
Riyana. 2007.
Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Tamat,
Trisnowati & Moekarto.
2008. Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wijaya,
Y.P. 2010. Pengertian Multimedia
Interaktif, (Online), (http://yogapw.wordpress.com/pengertian-multimedia-interaktif/),
diakses tanggal 17 Februari 2011.
Wikipedia.
2001. Kebersihan, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan),
diakses 4 Februari 2011.
Wikipedia. 2008. Multimedia, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Multimedia), diakses 10 Maret 2011.
Posting Komentar